Tidak Ada Senjata Yang Paling Ampuh Daripada Kebaikan Hati

Senyuman, pujian, dukungan dan bela-kasih ada di dalam budi setiap petualang ruang dan waktu

Jumat, 27 Mei 2011

Tidak Seperti yang Terlihat

Sore hari, dua orang malaikat berkunjung kerumah sebuah keluarga orang kaya. Keluarga itu sangat pelit dan tidak mengizinkan kedua malaikat itu bermalam diruang tamu yang ada didalam rumahnya. Mereka ditempatkan pada sebuah kamar berukuran kecil yang ada di basement. Kedua malaikat malaikat begitu sabar, akhirnya mereka menerimanya.

Hari sudah malam, ketika kedua malaikat itu hendak tidur, malaikat yang paling tua melihat dinding basement milik orang kaya tersebut retak, kemudian dengan segera malaikat itu memperbaikinya hingga tidak terlihat retak lagi.
Malaikat yang muda bertanya “Mengapa kau lakukan itu kawan?”
“Sesuatu tidak selalu terlihat sebagaimana adanya” Jawab malaikat yang paling tua.
Esok harinya kedua malaikat itu pergi dan mencari penginapan lagi, namun kali ini kedua malaikat itu menginap di rumah seorang petani dan istrinya yang miskin tetapi baik hatinya. Petani dan istrinya menyambut dengan ramah dan membagi sedikit makanan yang dimiliki petani. Saat malam tiba petani itu mempersilahkan malaikat untuk tidur diatas tempat tidurnya.
Keesokan harinya saat pagi menjelang, malaikat menemukan petani dan istrinya sedang menangis sedih karena sapi yang menjadi sumber penghasilan petani itu telah mati. Malaikat yang muda menjadi geram kepada malaikat yang tua, kemudian dia bertanya: “Mengapa kau biarkan hal ini terjadi kepada pak tani itu? Dia baik dan berbagi dengan kita, sedangkan dirumah orang kaya yang memiliki segalanya kau malah menolong memperbaiki dinding rumahnya yang retak”
Dengan tenang malaikat yang tua menjawab: “Sesuatu tidak selalu terlihat sebagaimana adanya. Ketika kita bermalam di basement, aku melihat ada emas tersimpan dilubang dalam dinding itu. Karena pemiliknya sangat tamak dan tidak bersedia membagi hartanya, aku menutup dinding itu agar ia tidak menemukan emas itu”
“Lalu bagaimana dengan petani dan istrinya itu?” Tanya seketika malaikat muda
Malaikat tua menjawab: “Tadi malam ketika kita tidur diranjang petani ini, malaikat maut datang untuk mengambil nyawa istri petani, aku bernegosiasi. Lalu aku memberi sapinya agar malaikat maut tidak jadi mengambil istrinya”.

“Oooh begitu…, jadi sesuatu tidak selalu terlihat sebagaimana adanya yaaa..?” ujar malaikat muda mengambil hikmah.

***

Menilai merupakan hak kita sebagai manusia. Penglihatan, pendengaran dan hati perupakan alat-alat unutk bisa menilai. Mana yang baik dan mana yang buruk? Itulah yang kita rasakan ketika kita berfikir bahwa sesuatu tidak seharusnya terjadi. Jika kita punya keyakinan, kita hanya perlu percaya sepenuhnya bahwa semua hal terjadi adalah demi kebaikan. Kita mungkin tidak menyadarinya hal itu sampai waktunya tiba.
Hidup ini penuh dengan cara. Setiap individu memiliki cara yang tepat bagi pribadi untuk berbuat kebaikan. Nilailah segala kebaikan dengan positif, karena dengan memandang segala sesuatu dari sudut positif akan menghasilkan segala yang positif. Percayalah pada doa, karena setiap doa yang dicurahkan adalah baik dan positif.
Dengan kesadaran yang tinggi, resapi segala perjalanan kehidupan yang hikmah ini. Dengan begitu kita akan tahu, ternyata fungsi hati lebih dari sekedar sakit dan tersakiti. Fungsinya luas sebagaimana kita memahami lautan yang luas. Dengan berbagai macam penilaian yang ada, hanya dengan perasaan positiflah yang mampu mengendalikan segala macam kekeliruan.
Untuk itu, daripada salah menilai. Lebih baik kerahkan seluruh penilaian kepada orang lain dengan berusaha sepositif mungkin.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...