Tidak lama kemudian datanglah seorang pengunjung yang menanyakan tentang tulisannya. "Mengapa kau tuliskan kata “DISINI”? Bukankah semua orang sudah tau kalau kau berjualan “DISINI”, bukan disana?
“Benar juga”, pikir si penjual ikan, lalu dihapuslah kata "DISINI" dan tinggallah tulisan "JUAL IKAN SEGAR".
Tidak lama kemudian datang pengunjung kedua yang juga menanyakan tulisannya. "Mengapa kau pakai kata “SEGAR”? bukankah semua orang sudah tau kalau yang kau jual adalah ikan segar, bukan ikan busuk?"
"Benar juga" pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata "SEGAR" dan tinggallah tulisan "JUAL IKAN".
Sesaat kemudian datanglah pengunjung ke tiga yang juga menanyakan tulisannya. "Mengapa kau tulis kata “JUAL”? Bukankah semua orang sudah tau kalau ikan ini untuk dijual, bukan dipamerkan?"
Benar juga pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata JUAL dan tinggalah tulisan "IKAN"
Selang beberapa waktu kemudian, datang pengunjung ke 4, yang juga menanyakan tulisannya. "Mengapa kau tulis kata “IKAN”? bukankah semua orang sudah tau kalau ini Ikan bukan daging?"
"Benar juga" pikir si penjual ikan, lalu diturunkannya papan pengumuman itu.
***
Dunia ini dihuni berjuta manusia, setiap manusia memiliki otak dan setiap otak memiliki pikiran yang berbeda-beda. Biarlah mereka berkreatifitas dengan pikirannya masing-masing. Menilai dan memberikan masukan adalah hal lumrah dan wajar untuk kita terima dengan hati yang terbuka. Namun, kita juga telah dianugrahi hati. Maka, prinsip itu ada untuk terapkan.
Menjadi orang-orang yang teguh pendirian namun tetap fleksibel di setiap keadaan merupakan prilaku orang-orang cerdas yang memahami kultur hidup beragam. Konsisten dengan apa prinsip yang kita pegang dan menerima masukan dan pendapat orang lain.
Kepuasan hati tidak akan cukup apabila menerima pendapat orang lain mentah-mentah. Apabila kita ingin memuaskan semua orang maka yakinlah itu hal yang mustahil, bahkan bisa jadi malah justru merugikan diri sendiri.
Sudah menjadi fitrah manusia untuk berbeda pendapat. Jadi, utamakan suara hati kita, biarlah orang lain berpendapat, saringlah dan cerna kembali pendapat mereka, apakah sesuai dengan kata hati kita?. Jika tidak, maka tegaslah untuk mengatakan “Tidak” atau “Maaf”.
0 komentar:
Posting Komentar