Tidak Ada Senjata Yang Paling Ampuh Daripada Kebaikan Hati

Senyuman, pujian, dukungan dan bela-kasih ada di dalam budi setiap petualang ruang dan waktu

Tentang Hati

Menurut para ahli kedokteran dan ilmu medis, Allah menciptakan sumber organ yang hebat bernama hati. Sumber organ ini paling besar dari organ lainnya di dalam tubuh dengan berat kurang lebih 1,5 kilogram. Fungsinya sangat penting dan banyak manfaatnya serta tidak bisa dipisahkan dengan fungsi dan manfaat tubuh lainnya. Karena fungsinya sangat komplek, jadi peran hati ibarat pabrik yang canggih dengan kemampuan menciptakan sesuatu yang dikehendakinya. 300 miliar sel dalam hati dan tidak ada sesuatu apapun yang mampu menciptakan organ seperti hati kecuali Allah.
Secara biologi, hati memiliki fungsi mengendalikan darah dalam tubuh. Dalam keadaan normal, organ hati dilintasi sedikitnya 1400 cc darah tiap menitnya, ini sama halnya dengan seperempat darah dalam tubuh. Cara hati ini unik, dia membersihkan darah dengan menyaring dan mengolah agar bersih dari unsur-unsur zat yang mengotori darah. Jika hati menyaring 1,4 liter darah setiap menitnya, berarti dalam waktu setahun hati telah menyaring lebih dari 525.000 liter darah.

“Ketahuilah, sesungguhnya setiap penguasa memiliki daerah terlarang. Ketahuilah, sesungguhnya daerah terlarang Allah di bumi-Nya adalah perkara-perkara yang diharamkan oleh-Nya. Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging. Apabila dia baik, maka seluruh tubuh akan baik. Apabila dia rusak, maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (Muttafaqun ‘Alaih).

Masuk ke makna hati sesungguhnya, bahwa hati merupakan penguasa yang mengatur seluruh kecerdasan manusia dan sifat manusia, kecerdasannya meliputi kecerdasan akal, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, kecerdasan finansial, kecerdasan impian dan lain-lain, sedangkan sifat-sifat manusia yang diatur oleh hati meliputi ikhlas, sabar, tenang, bahagia, marah, benci, rindu, cinta, dan seluruh sifat yang satu-persatu tidak bisa disebutkan. Karena hati menguasai seluruh organ dan anggota tubuh baik secara lahiriah maupun secara batiniah, hati ditempatkan pada kedudukan yang mulia. Ketergantungan tubuh lahiriah dan jiwa batiniah kepada hati, menjadikan peran hati sangan penting bahkan menjadi raja dalam tubuh, sehingga Allah menilai perbuatan dalam amal baik buruknya manusia tidaklah melihat keanggota tubuh yang lain, melainkan hanya satu yaitu hati. Hal ini dijelaskan dalam sabda Nabi Muhammad SAW: “Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa-rupa kalian juga harta-benda kalian, melainkan Allah melihat hati-hati kalian juga amal-perbuatan kalian.” (HR. Muslim). Hati tidak bisa berkata dusta, hati tidak bisa membohongi dirinya sendiri karena hati merupakan organ yang diciptakan secara fitrah oleh Allah. “Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.” (An Najm: 11). Fitrah manusia berasal dari hati, karena hatilah yang menguasai hidup manusia.
Pertanyaan di awal pendahuluan tentang “Benarkah Allah menciptakan jantung sebagai organ pertama yang berfungsi pada fase janin dalam kandungan? Mari kita perhatikan Al-Qur’an dalam surat As-Saddah ayat 9: “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. Lalu lihat surat Al-Mukminun ayat 14 yang berbunyi “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging…”, perhatikan kata ‘segumpal daging’. Apa yang kita pikirkan? Apakah kita bisa menjawab? Segumpal daging itu adalah hati. Lalu selanjutnya “dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,”. Kalimat ‘jadikan tulang beluang” adalah tulang tubuh yang kita miliki. Selanjutnya “lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kata daging di kalimat ‘Kami bungkus dengan daging’ adalah tubuh kita. Dan Allah menjadikan kita makhluk yang diciptakan sempurna dalam ciptaan-Nya.
Kita terkadang masih awam tentang hati, organ apa sih yang sebenarnya merasakan cinta, bahagia, marah, dan lain-lain? Pada zaman Asyur atau Assyria tepatnya zaman Babilonia beberapa millennium yang lalu sebelum masehi, menyangka bahwa manusia berfikir dan berperasaan menggunakan liver (organ hati), hal ini tentu dibantah oleh Aristotels, dia beranggapan bahwa manusia berfikir dan berperasaan menggunakan jantung (Heart).  Yang terjadi kemudian ada dua pengikut yang berbeda pendapat, pengikut paham pertama yaitu jika mengungkapkan perasaan “Aku cinta kamu” atau “Kau menyakiti aku” sambil menyentuh daerah liver atau hati, sementara pengikut paham yang kedua menyentuh daerah jantung.
Perkembangan pemahaman ini belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat negeri kita. Heart yang dimaksud adalah jantung, diterjemahkan menjadi “Hati”, maka ketika kita mengungkapkan “Kau selalu ada di hatiku”, yang selalu kita raba adalah daerah jantung (di tengah dada) bukan liver.
Jadi, bukan hati yang merasakan itu melainkan jantunglah yang merasakan. Perasaan senang, bahagia, takut, cemas, dan sebagainya, jantunglah yang bergetar. Hati-hati!, pola irama jantung kita tidak normal berarti yang dirasakan adalah takut, cemas, stress, bimbang, dapat berakibat buruk pada kesehatan kita.
Kaitannya dengan pertanyaan saya pada halaman pendahuluan, benarkah Jantung saat itu sudah berkomunikasi dengan Sang Pencipta? Kualitas elektromagnetik jantung 5000 kali lebih kuat dari pada otak. Karena itulah beberapa buku tentang olah hati, positive feeling lebih kuat dibanding positive thinking. Perasaan positif (positive feeling) menggunakan getaran atau vibrasi yang sangat tinggi, sifatnya berupa cinta, kasih sayang, ikhlas, sabar, rendah hati dan lain sebagainya. Sehingga vibrasinya pun lebih dekat dengan vibrasi Sang Pencipta. Jadi mulai sekarang, jika kita menemukan kata “hati” artinya kita menunjuk ke “jantung”.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...