Tidak Ada Senjata Yang Paling Ampuh Daripada Kebaikan Hati

Senyuman, pujian, dukungan dan bela-kasih ada di dalam budi setiap petualang ruang dan waktu

Senin, 30 Mei 2011

Sang Pengasih

Ada seorang kakek yang tinggal di Pedalaman Arab, umurnya sudah lebih dari 70 tahun. Sepanjang hidupnya selama 70 tahun itu ia gunakan untuk menyembah berhala yang terbuat dari batu. Setiap hari ia begitu rajin dan taat menyembah tuhannya itu.
Suatu ketika kakek ini punya suatu keinginan, ia pun kemudian mendatangi Tuhannya seraya memohon agar doanya dapat dikabulkan. “Oh Tuhanku Latta, Oh tuhanku Uzza. Tujuh puluh tahun aku terus-menerus menyembahmu. Selama itu, tak ada sesuatupun yang aku meminta kepadamu. Sekarang, aku ada permintaan kepadamu. Aku harap engkau  mengabulkan permintaanku ini”.
Kakek itu memohon sambil merengek-rengek kepada Latta dan Uzza yang sekiranya dapat mengabulkan doanya, demikian seterusnya dia lakukan tiap hari. Setelah sampai tujuh puluh kali doa itu ia panjatkan, tak ada sedikitpun permintaan dia yang dikabulkan dari berhala tuhannya, maka kakek itu sedih sekali dan akhirnya putus asa.
Dalam keputusasaannya itu, ternyata Allah memberi hidayah kepada kakek itu. Hati sang kakek diberi petunjuk dan dilapangkan oleh Allah. Sang kakek segera sadar akan kekeliruannya selama ini.
Gantilah kakek itu berdoa kepada Allah. “Ya Allah, baru sekarang aku menghadap-Mu. Aku memohon sesuatu kepada-Mu. Kabulkanlah ya Allah permohonanku ini”.
Selesai kakek itu bermunajat kepada Allah SWT, maka sesaat kemudian ia mendengar jawaban dari Allah. “Wahai hamba-Ku, mintalah kamu kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu”.
Para malaikat tidak setuju mendengar jawaban yang diberikan Allah kepada sang kakek, maka proteslah malaikat-malaikat itu. “Ya Allah, tujuh puluh tahun lamanya orang itu musyrik dan menyembah berhala. Telah tujuh puluh kali pula ia telah meminta kepada berhalanya agar dikabulkan permintaannya, namun itu tidak terjadi. Sekarang ia baru sekali saja berdoa kepada-Mu, mengapa Engkau kabulkan permohonannya itu?”
Mendengar pertanyaan para malaikat itu, maka Allah SWT segera memberi penjelasan. “Wahai para malaikat yang setia kepada-Ku, jika berhala yang benda mati itu tidak bisa mengabulkan permohonannya dan Aku pun juga tidak, lalu dimana letak perbedaannya antara Aku dan berhala itu?”
Mendengar jawaban Allah SWT, malaikat baru sadar bahwa Allah tidak sama dengan Latta dan Uzza yang benda mati itu.

***

Allah benar dan memang Maha Benar. Dia Maha Pemberi bahkan kepada orang yang baru mengenal-Nya sekalipun. Kuasanya tidak ada yang menandingi. Dikala malaikat protes dengan tindakan Tuhannya, Allah senantiasa mendidik malaikat agar selalu menolong orang-orang yang niat mengabdi pada-Nya.
Allah benjanji kepada umat manusia, siapa yang memohon kepada-Nya dengan niat suci tulus dan ikhlas pasti akan dikabulkan. Namun permohonan akan melalui beberapa proses yaitu langsung atau ditunda. Proses ini memberikan pengalaman hidup yang menakjubkan. Sabar, tawakal serta ikhlas menjadi bagian dari proses terwujudnya permohonan.
“Maha Pengasih dan Maha Penyayang”, itulah yang tertulis dalam lafazh Bismillahhirrohmanirrahim. Mungkin saja Allah mengasihi orang tua dalam cerita tersebut, namun bisa saja Allah tidak menyayanginya. Maha Suci Engkau ya Allah, Engkau Maha Tahu, Allahu’alam!.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...