Anak kerang didasar laut sedang bersama ibunya menikmati indahnya pesona bawah laut. Tiba-tiba anak kerang itu mengeluh kepada ibunya
“Aduh, apa ini bu? sebutir pasir tajam masuk kedalam tubuhku yang lembek ini”,
Lalu ibu kerang menjawab dengan lembut: “Maaf anakku, Tuhan tidak memberi kita tangan seperti manusia, itu artinya ibu tidak bisa menolonmu. Ibu tahu bahwa kau sedang sakit dibuatnya, ibu harap kau terima hal itu sebagai takdir. Kuatkan hati, kerahkan semangat melawan rasa sakit itu. Balut pasir itu dengan getah perutmu, hanya itu yag bisa kau perbuat”
Anak kerang bertahan dengan rasa sakitnya, terkadang rasa sakit itu begitu hebat sehingga anak kerang menangis dan sempat meragukan nasehat ibunya.
Tidak hanya dalam sehari bahkan bertahun-tahun, tanpa disadari sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus dan indah dan rasa sakit pun mulai berkuramg bahkan hilang.
Mutiara nan indah itu semakin besar, utuh mengkilap dan pasti harganya mahal. Penderitaan membuahkan hasil yang menakjubkan dan sekarang anak kerang yang sudah dewasa itu sangat berharga.
***
Hidup adalah perjuangan. Memang benar, hidup yang hakiki itu adalah perjuangan. Seekor kerang pun memaknai kehidupan dengan sabar karena kesabaran adalah syarat, keikhlasan adalah doa dan rasa syukur itu adalah ruh yang memberikan kekuatan bagi jiwa.
Kesuksesan tidak lepas dari suatu proses panjang. Tidak ada kesuksesan tanpa kegagalan dan tidak ada kebahagiaan tanpa penderitaan. Perjuangan seumur hidup adalah suatu proses, kerja keras dan penderitaan merupakan suatu proses yang mau tidak mau harus kita terima dan nikmati keadaannya.
Ternyata benar kalimat pepatah dahulu “Berakit-rakit kehulu berenang-renang kemudian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian”. Dengan mutiara Man jadda wajada dan Man sabaro zafira semua berjalan dengan titah Tuhan, bahwa siapa yang bersungguh-sungguh dan sabar maka dia akan memperoleh keinginannya.
Ketidaknyamanan dan penderitaan hanya sementara, sedangkan kesuksesan dan kebahagiaan yang sebenarnya adalah abadi. Mari abadikan yang tersisa dari hidup untuk sebuah kebahagiaan yang abadi.
0 komentar:
Posting Komentar